Entri Populer

Kamis, 13 Oktober 2011

Ramadhan Terkahir



“drrt.. drrt.. drtt..” suara alarm membangunkanku. Waktu menunjukan pukul 03.40am saatnya sahur. Aku menghela napas, menghempaskan kembali kepalaku dalam ke bantalku yang nyaman. Malas rasanya membuka mata dan keluar dari balutan selimut hangatku. Malam terasa begitu cepat berlalu. Rasanya baru 1 menit yang lalu aku memejamkan mata dan tenggelam dalam mimpiku.Tiba-tiba sebuah tangan menpu-nepuk kakiku. Aku melongokkan kepalaku kebawah.
“Ayo sahur” katanya tanpa menoleh padaku. Akupun bangun, menyibakakn selimutku dan turun dari kasurku yang hangat. Dingin menjalar disekujur tubuhku ketika telapak kakiku menyentuh permukaan lantai yang begitu dingin. Ingin rasanya melompat dan kembali kebalik perlindungan selimut yang hangat. Tapi tentu saja tidak aku lakukan. Kuambil jaket dan jilbabku, kemudian beranjak pergi menuju ruang makan. Udara begitu dingin, terasa sampai menembus  jaketku. Suasana begitu sepi, menambah dingin udara disekitarku. Tiba-tiba pikiranku melayang jauh 4 tahun yang lalu. Ketika pertama kali aku membuka mata, dan menikmati santapan sahur bersama teman yang benar-benar baru. Teman-teman yang baru aku temui disini. Mungki aku harus berterimakasih pad tempat ini, karena telah memprtemukanku dengan mereka. Teman-teman yang memang baru aku temukan disini yang mungkin tak akan pernah aku temukan ditempat lain. Tak pernah terpikir sebelumnya akan menjadi bagian dari kami. Bertemu orang-orang baru yang belum pernah aku kenal sebelumnya. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu, yang aku tahu aku harus menjalani hidupku disini bersama mereka selama 6 tahun lamanya.  Hari-hari berlalu sangat cepat. Sampai mungkin aku tak menyadari dua orang dari kami pergi. Pergi meninggalkan kami. Dan lagi-lagi aku tak pernah berpikir, berpikir hal itu akan terjadi. Tahun berikutnya satu orang lagi pergi meniggalkan kami kali ini aku menyadari kepergiannya. Ketika itu dia teman seasrama ku. Sangat terasa kepergiannya ketika melihat ranjang itu kosong, posisi lemarinya digantikan oranglain, tidak ada lagi tawa renyahnya yang seringkali menggangguku ketika aku berusaha tidur barang sekejap. Airmata ku hampir menetes saat kepergiannya.
Tahun berikutnya lagi-lagi ada ada yang pergi meninggalkan kami. Ini memang yang terbanyak, 12 orang teman seperjuangan pergi meninggalkan kami. Tidak akan lagi berjuang bersama disini. Mereka memutuskan untuk pergi, meneruskan perjuangan mereka ditempat lain. Kini keadaan kelas lengang, tak sepenuh tahun-tahun sebelumnya. Keadaan kelas memang tak pernah sepi, tapi tetap saja banyak bagian hilang yang biasanya terisi oleh mereka. Tapi aku selalu yakin dan berharap walaupun kami tak lagi berjuang bersama, tapi kita tetap 1 team. Mereka tetap bagian dari kami.
Dan sekarang, tahun ke 5 kebersamaan kami. 4 tahun kami telah hidup bersama. Melewati saat susah, sedih, senang, bangga, bahagia, bersama-sama. Mungkin sering ada perseteruan, tapi tak pernah membuat kami pecah. Kami selalu bersama, menjalani hidup bersama hingga sekarang. 4 tahun telah kami lalui, waktu terasa sangat begitu singkat. Rasanya baru kemarin aku diantarkan kesini dan mengenal mereka. :’)
“Heh! Ngelamun aja! makan tuh, keburu dingin” katanya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku. Aku tersadar, tersenyum mendapati seseorang dihadapanku. Teman yang selama 4 tahun ini sama-sama berjuang bersamaku disini. Aku kembali tertegun, membiarka sepiring nasiyang ada dihadapanku. Aku sadar kali ini ramadhan terakhir yang akan aku jalani disini, bersama mereka semua. Utuh. Yang artinya hanya tinggal 2 tahun lagi kebersamaan kami disini. Ini ramadhan terakhir yang akan kami jalani bersama disini. Bersama semua orang yang selama ini kebersamaanya telah menemaniku. Rasanya tak ingin itu terjadi. Tak ingin waktu ini cepat berlalu. Ingin rasanya mengulang waktu kembali. Pikiranku semakin melayang jauh, membayangkan yang akan terjadi 3 tahun mendatang. Ketika kami semua lulus dari sini, mengambil jalan hidupnya masing-masing. Mungkin kita akan sulit memiliki waktu untuk bersama-sama lagi. Tapi aku tetap yakin dan selalu berharap, kami akan selalu bersama walau terpisah oleh jarak, ketika kami punya kesempatan, kami pasti bersama kembali.
Aku tersenyum sendiri membayangkan itu semua.
“Kau kenapa? Subuh-subuh udah senyam senyum sendiri” katanya.
“Enggak..” aku menggeleng sambil tetap tersenyum, kini aku mulai menyentuh santapan sahurku.
Dulu aku datang sengan sejuta asa, mungkin nanti aku harus pamit untuk menjemput impian. Tak ada yang abadi didunia ini. Segalanya mesti berubah. Terimakasih telah menja sahabat baikku. Terimakasih telah menjadi sahabat karibku. Terimaksih telah menjadibagian dari hidupku. Terimakasih untuk setiap kebahagiaan yang telah kalian berikan. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. Terimakasih untuk setiap pengorbanan kalian untuk kita semua. Terimakasih untuk setiap kenangan indah yang telah kalian berikan. Aku kan selalu berharap kita tak pernah terpisahkan. Maafkan semua kesalahanku. Maafkan semua kekuranganku. Sahabat mengingat semua kenangan setiap kenangan indah yang telah kita lewati. Jangan pernah lupakan apa yang pernah terjadi diantara kita, karena kita akan selalu bersama. Persahabatan tak butuh keajaiban, tapi butuh kebersamaan untuk menjalaninya. Sahabat itu seperti bintang, tidak selalu nampak tapi selalu ada di hati. Aku bangga dan tak pernah menyesal telah menjadi bagian dari kalian”

#cerpen – geram 2011#
*untuk semua sahabat terbaik ku. TALENTeam X8 tanpa terkecuali J*
^^Tacful.Ability.Learner.Eighteen.Nicety.Team^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar