Sejatinya Islam adalah agama minoritas di India. Meski minoritas dari
segi jumlah, sejarah telah membuktikan umat Islam India telah memberi
kontribusi yang begitu besar bagi negara yang berada di Asia Selatan
itu. Di era millenium baru ini, Islam merupakan agama terbesar kedua di
tanah Hindustan.Saat ini, total pemeluk Islam di India mencapai 151 juta
jiwa atau 13,4 persen dari total penduduk negara itu. Dengan jumlah
Muslim sebanyak itu, India menjadi negara dengan populasi Muslim
terbesar ketiga setelah Indonesia dan Pakistan. Lalu bagaimanakah Islam
datang di Negeri Hidustan?
Riwayat Islam di Negeri Hindustan
terbilang amat panjang. Ada banyak versi tentang masuknya Islam ke
India. Meski begitu, datangnya ajaran Islam ke anak benua India itu bisa
diklasifikasikan dalam tiga gelombang. Yakni dibawa orang Arab pada 8
M, orang Turki pada 12 M, dan abad ke-16 M oleh orang Afghanistan.
Menurut
satu versi, pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M. Adalah
Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah SAW yang kali pertama
menyebarkan ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya
menginjakkan kaki di Kodungallur, Kerala. Kedatangan Islam pun disambut
penduduk wilayah itu dengan suka cita.
Konon, dari wilayah itulah
Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik lalu membangun masjid
pertama di daratan India yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang
dibangun umat Islam itu bentuknya mirip dengan candi – tempat ibadah
umat Hindu. Bangunan masjid itu diyakini dibangun pada tahun 629 M.
Ada
yang meyakini, masjid di Kodungallur, Kerala itu merupakan masjid kedua
di dunia yang dipakai shalat jumat, setelah masjid yang dibangun
Rasulullah di Madinah. Versi lainnya menyebutkan, Islam sudah masuk ke
anak benua India mulai abad pertama Hijriyah, yakni pada masa
kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Selepas Umar wafat, pada 643
orang-orang Arab berhasil menaklukkan wilayah Makran di Baluchitan.
Ekspansi
Islam ke wilayah India kembali dilanjutkan pada era kekuasaan Dinasti
Umayyah sekitar tahun 664 M. Di bawah komando Al-Muhallab bin Abi
Suffrah, umat Islam berhasil menembus wilayah Multan di Selatan Punjab –
sekarang wilayah Pakistan. Ekspedisi yang dipimpin Al-Muhallab itu tak
bertujuan untuk penaklukan.
Pasukan Al-Muhallab hanya mampu menjangkau ibu kota Maili lalu kembali ke Damaskus.
Kekhalifahan
Umayyah pada tahun 738 M di bawah komandan perang Muhammad bin Qasim
kembali melakukan ekspedisi ke wilayah India. Pasukan Muhammad bin Qasim
berhasil menundukkan wilayah Sind – inilah daerah kekuasaan Umayyah
yang terletak paling timur. Sejak saat itulah, orangorang Arab tinggal
dan menetap di wilayah itu.
Selain itu, ada pula sejarawan yang
menyebutkan Islam diseberkan pertama kali di India oleh para pedagang
Arab pada abad ke-7 M. Sebab, sebelum ajaran Islam datang para pedagang
Arab dan India telah lama berkongsi.
Pendapat ini diungkapkan
Sejarawan Elliot dan Dowson dalam bukunya berjudul The History of India.
Menurut keduanya, kapal pertama yang yang mengangkut para penjelajah
dan pedagang Muslim sudah tiba di pantai India pada tahun 630.
Sedangkan
HG Rawlinson dalam bukunya Ancient and Medieval History of India
menyatakan bahwa orang Arab Muslim pertama menginjakkan kaki di tanah
India pada akhir abad ke-7 M.
Beberapa sejarawan lainnya seperti J
Sturrock dalam South Kanara and Madras Districts Manuals serta Haridas
Bhattacharya dalam bukunya Cultural Heritage of India Vol IV juga
bersepakat dengan kedatangan Islam, bangsa Arab menjadi sebuah kekuatan
kebudayaan terkemuka di dunia. Menurut mereka ajaran Islam dibawa ke
India oleh para pedagang dan saudagar Arab.
Selain masyarakat di
wilayah Keralla, ada pula yang menyebutkan masyarakat India pertama kali
yang memeluk Islam berada di wilayah Mappila. Hal itu dapat dimaklumi
lantaran wiliayah itu berbekatan dengan Arab. Perlu beberapa abad bagi
Islam untuk menyebar di seluruh wilayah India. Ada banyak faktor yang
menyebabkan orang India berbondong-bondong menganut ajaran Islam
seperti, pernikahanan, integritas ekonomi, ingin terbebas dari struktur
kasta, serta tersentuh dengan dakwah yang dilakukan para tokoh sufi.
Ajaran
Islam semakin menyebar luas di wilayah India setelah terbentuknya
Kesultanan Delhi di wilayah itu. Dinasti Islam pertama di India adalah
Dinasti Gaznawi yang dipimpin Mahmud Gaznawi. Sejak tahun 1020, Mahmud
telah menguasai beberapa wilayah di India sekaligus menundukkan dan
mengislamkan raja-raja di tanah para ?dewa’ itu.
Setelah kekuasaan
Dinasti Gaznawi memudar, lalu berdirilah Kesultanan Delhi – yakni
beberapa Kesultanan yang berkuasa dari tahun 1206 M hingga 1526 M. Ada
lima dinasti Islam yang berkuasa silih berganti di era Kesultanan Delhi.
Kelima
dinasti itu adalah; Dinasti Mamluk (1206 M-1290 M); Dinasti Khilji
(1290 M – 1320 M); Dinasti Tughlaq (1320 M – 1413 M); Dinasti Sayyid
(1414 M – 1451 M) dan Dinasti Lodhi (1451 M – 1526 M).
Dinasti
Mamluk didirikan Qutbuddin Aibak pada tahun 1206. Di awal abad ke-13 M,
dinasti itu sudah menguasai wilayah utara India dari Khyber Pass hingga
Bengal. Setelah Dinasti Mamluk meredup, Dinasti Khilji lalu berkuasa.
Raja pertamanya adalah Jalaluddin Firuz Khilji (1290 – 1294). Pada era
itu Gujarat dan Malwa dikuasai umat Islam.
Di awal abad ke-14 M
kesultanan memperkenalkan ekonomi moneter di provinsi dan distrik. Saat
itu telah terbentuk sebuah jaringan pusat pasar.
Perekonomian
Kesultanan Delhi pun mulai menguat. Pemasukan keuangan negara saat itu
masih berbasis pada pertanian. Kesultanan ini sempat porakporanda akibat
ekspansi yang dilakukan Timur Lenk dari Dinasti Timurid pada tahun 1398
M.
Tak cuma itu, Kesultanan Delhi juga pernah dipimpin oleh
seorang penguasa wanita bernama Ratu Razia Sultana (1236 M – 1240 M).
Ratu Razia dikenal sangat cerdas. Dialah ratu pertama yang dimiliki
dunia Islam. Dia memimpin dari Delhi timur hingga ke barat Peshawar dan
dari Kashmir utara hingga ke selatan Multan. Para sultan Delhi dalam
memimpin masyarakatnya didasarkan pada hukum-hukum yang berdasarkan
Alquran. Umat beragama lain dipersilakan untuk menjalankan keyakinannya.
Kesultanan Delhi mewariskan kejayaannya melalui arsitektur, musik,
literatur, dan agama.
RAJA MOGUL Penguasa India
Babur Zahiruddin Mohammad
(1526 M – 1530 M)
Humayun Nasiruddin Mohammad
(1530 M – 1540 M)
Masa peralihan
(1540 M – 1555 M)
Humayun Nasiruddin Mohammad
(1555 M – 1556 M)
Akbar Jalaluddin Mohammad
(1556 M – 1605 M)
Jahangir Nuruddin Mohammad
(1605 M – 1627 M)
Shah Jahan Shihabuddin Mohammad
(1627 M – 1658 M)
Aurangzeb Muhiuddin Mohammad
(1658 M – 1707 M)
Kejayaan di Era Kerajaan Mogul
Berawal
dari kekacauan yang terjadi di Kesultanan Delhi, penguasa Dinasti Lodhi
terakhir Ibrahim Lodhi mengundang Muhammad Babur – pangeran dari
Dinasti Timurid. Namun, pasukan yang dipimpin Babur justru berperang
dengan Dinasti Lodhi yang dipimpin Sultan Ibrahim Lodi.
Dalam
Pertempuran Panipat, Babur berhasil menumbangkan Kesultanan Delhi. Sejak
tahun 1526 M, Kerajaan Mogul pun berdiri dengan mengusai wilayah yang
cukup luas meliputi Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua
India hingga tahun 1857 M.
Selepas wafatnya Raja Babur, Kerajaan
Mogul diteruskan puteranya bernama Humayun. Pada saat itu, sebagian
besar wilayah kerajaan ditaklukkan oleh Bahadur Shah, penguasa Gujarat.
Tahta
Kerjaaan Mogul pun kemudian berpindah kepangkuan Akbar Khan. Dia
memerintah selama 49 tahun. Di masa kepemimpinan Akbar, Kerajaan Mogul
mampu menorehkan tinta emas kejayaannya. Kerajaan Modul tumbuh pesat
pesat, dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb.
Pada
tahun 1605 M – 1627 M, tampuk kekuasaan Mogul diduduki Jahangir –
putera Akbar. Setelah itu, tahta kerajaan dikuasai Shah Jahan. Putera
Jahangir itu mewarisi tahta dan kerajaan yang luas serta kaya raya di
seluruh wilayah India. Pada abad tersebut, Mogul menjadi negara Adikuasa
dan tercatat sebagai kerajaan terbesar di dunia.
Di era
kepemimpinannya, Raja Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal
antara 1630 M – 1653 M di Agra, India. Bangunan bersejarah yang indah
itu hingga kini masih kokoh berdiri dan merupakan salah satu dari tujuh
keajaiban dunia. Keberhasilan pembangunan Taj mahal merupakan bukti
pencapaian umat Islam dalam bidang arsitektur.
Kerajaan Mogul
masih mencapai kejayaannya di era kepemimpinan Aurangzeb. Namun,
sepeninggal Aurangzeb pada 1707 M, kerajaan ini mulai mengalami
kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya.
Kerajaan itu dikalahkan pasukan dari Persia dibawah komando Nadir Shah.
Kerajaan ini dibubarkan Kerajaan Inggris di tahun 1857 M.
Selama
masa kejayaannya, Kerjaaan Mogul menguasai wilayah yang amat luas
meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer,
Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Kasmir, Bajipur,
Galkanda, Tahore, dan Trichinopoli. Dalam bidang ekonomi, Mogul telah
mengekspor kain ke Eropa. Kerajaan ini juga merupakan produsen
rempah-rempah, gula, garam, wol, parfum, dan aneka produk lainnya.
Di
bidang pendidikan dan pengetahuan, Mogul juga mencapai prestasi yang
gemilang. Bangunan seperti madrasah, masjid perpustakaan tersebar di
wilayah kekuasaan Mogul. Pada 1641 M perpustakaan di Agra telah memiliki
koleksi buku sebanyak 24 ribu. Ilmu pengetahuan berkembang pesat. Di
bidang arsitektur, Kerajaan Mogul telah memiliki bangunan yang megah
seperti Benteng Merah, Masjid Jami, Taj Mahal, istana yang megah di
Delhi dan Lahore serta makam-makam yang sangat mengagumkan.
@copyfrom:entahdarimana