Entri Populer

Senin, 14 November 2011

fakultas dan program study di IPB


Fakultas dan Program Studi IPB 2010FAKULTAS PERTANIAN 
1. Manajemen Sumberdaya Lahan
2. Agronomi dan Hortikultura
3. Proteksi Tanaman
4. Arsitektur Lanskap
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 
1. Kedokteran Hewan
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 
1. Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
2. Manajemen Sumberdaya Perairan
3. Teknologi Hasil Perairan
4. Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
5. Ilmu dan Teknologi Kelautan
FAKULTAS PETERNAKAN 
1. Teknologi Produksi Ternak
2. Nutrisi dan Teknologi Pakan
FAKULTAS KEHUTANAN 
1. Manajemen Hutan
2. Teknologi Hasil Hutan
3.  Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
4. Silvikultur
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1. Teknik Mesin dan Biosistem
2. Teknologi Pangan
3. Teknologi Industri Pertanian
4. Teknik Sipil dan Lingkungan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
1. Statistika
2. Meteorologi Terapan
3. Biologi
4. Kimia
5. Matematika
6. Ilmu Komputer
7. Fisika
8. Biokimia
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN 
1. Ekonomi dan Studi Pembangunan
2. Manajemen
3. Agribisnis
4. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
5. Ilmu Ekonomi Syariah *new
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA 
1. Ilmu Gizi
2. Ilmu Keluarga dan Konsumen
3. Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Arkeologi "Kota Hilang di Libya Ditemukan"





Kota hilang yang ditemukan di Sahara, barat daya Libya, merupakan bekas peradaban Garamantes
KOMPAS.com — Teknik pencitraan satelit berhasil menemukan bukti baru keberadaan peradaban yang hilang di Gurun Sahara wilayah barat daya Libya. Jatuhnya rezim Khadafy telah membantu para arkeolog untuk mengeksplorasi sejarah pra Islam Libya, yang sebelumnya tak mungkin digali karena dilarang oleh pemerintahan Khadafy.
Puing-puing tersebut belum pernah diketahui dan direkam keberadaannya dalam rezim Khadafy.
Dengan menggunakan satelit dan fotografi udara untuk mengidentifikasi puing-puing bekas peradaban di gurun, tim arkeolog yang berasal dari Inggris berhasil menemukan 100 persawahan, pedesaan, struktur mirip bangunan istana serta perkotaan. Kebanyakan puing yang ditemukan berasal dari tahun 1-500 Masehi.
Tim peneliti yang berasal dari University of Leicester tersebut secara detail telah menemukan puing bata lumpur, kompleks serupa istana dengan dinding yang menjulang setinggi 4 meter, bekas kawasan pemukiman, pemakaman dengan piramida kecil, kawasan becocok tanam serta sistem irigasi yang sangat baik.
"Ini seperti orang begitu saja datang dari Inggris lalu tiba-tiba menemukan istana masa pertengahan. Puing-puing tersebut belum pernah diketahui dan direkam keberadaannya dalam rezim Khadafy," kata David Mattingly FBA, Profesor Arkeologi Romawi di University of Leicester seperti dikutip ScienceDaily, Senin (7/11/2011).
"Citra satelit memungkinkan kita melihat wilayah luas. Bukti menunjukkan bahwa iklim di wilayah itu tidak berubah dari dulu dan kita melihat bahwa kawasan dengan curah hujan nol itu pernah dibudidayakan. Ini adalah lanskap purba yang menarik dari sisi fitur dan kualitasnya," kata Martin Sterry, peneliti lain yang juga dari University of Leicester.
Penelitian mengonfirmasi bahwa kota yang hilang tersebut dibangun pada masa pra-Islam. Sementara, peradaban yang mendiaminya adalah Garamantes, sebuah peradaban yang diduga lebih mau maju dan punya peran lebih besar daripada yang diduga. Penemuan ini juga menantang teori bahwa Garamantes ialah peradaban nomaden, barbar, dan pembuat kekacauan.
"Justru, mereka sangat beradab, hidup dalam wilayah yang luas didominasi oleh petani oasis. Mereka diorganisasi dalam kota dan desa, bahasa dan tulisan, serta teknologi. Garamantes adalah pioner dalam membuka oase dan perdagangan trans Sahara," jelas Mattingly.
Mattingly menambahkan, penemuan ini merepresentasikan kota di Libya yang tidak dikolonialisasi oleh orang-orang Mediterania, seperti Yunani dan Roma. "Garamantes harus menjadi pusat perhatian pada apa yang anak-anak sekolah Libya pelajari tentang sejarah dan peninggalannya," ujarnya.
Dengan jatuhnya rezim Khadafy dan penemuan ini, Mattingly mengungkapkan, sekarang adalah saat yang baik bagi masyarakat Libya untuk menggali sejarah panjangnya yang sebelumnya ditutupi.

Satu Planet Terlempar dari Tata Surya?


Ilustrasi satu planet yang terlempar dari Tata Surya
TEXAS, KOMPAS.com — Selama ini, astronom memercayai bahwa Tata Surya memiliki 4 planet raksasa, yakni Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Namun, analisis terbaru menunjukkan bahwa Tata Surya dengan 4 planet raksasa adalah janggal. Kemungkinan, Tata Surya memiliki 5 planet raksasa.
David Nesvorny dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, adalah ilmuwan yang mengungkapkan pendapat baru itu. Untuk sampai pada kesimpulannya, Nesvorny membuat 6.000 simulasi komputer yang menganalisis obyek di sekitar Neptunus dan kawah Bulan.
Berdasarkan analisis Nesvorny, Tata Surya hanya memiliki 2,5 persen kemungkinan menjadi seperti sekarang jika sejak awal hanya memiliki 4 planet raksasa. Sementara ada 10 kali lebih besar kemungkinan bagi Tata Surya menjadi seperti saat ini jika awalnya memiliki 5 planet raksasa.
Planet raksasa kelima itu dipercaya terlempar dari Tata Surya. Saat Tata Surya berusia 600 tahun, ada periode ketidakstabilan orbit planet. Ada planet yang berpindah ke Sabuk Kuiper, wilayah dekat Neptunus, dan ada yang berpindah ke dalam.
Jupiter yang memiliki pengaruh gravitasi kuat diketahui adalah salah satu biang keladinya. Orbit Jupiter bisa berubah tiba-tiba dan satu planet raksasa terlempar dari Tata Surya karenanya. Sementara planet-planet lain tetap bertahan.
Nesvorny mengatakan, "Kemungkinan Tata Surya memiliki lebih dari 4 planet raksasa dan melemparkan beberapa di antaranya, terkesan cocok dengan penemuan banyaknya planet yang ada di wilayah antarbintang, yang menunjukkan bahwa terlemparnya planet adalah hal yang umum."
Pada Space.com, Jumat (11/11/2011) lalu, Nesvorny mengatakan bahwa temuan ini memunculkan pertanyaan. Salah satunya tentang planet Mars dan planet Super Bumi, apakah mereka terbentuk di Tata Surya Luar (setelah orbit Mars) lalu tereliminasi.
Pendapat Nesvorny memang fantastis dan membuat orang tercengang. Namun, ia sendiri merasa bahwa pendapatnya masih harus diuji kebenarannya dengan serangkaian penelitian. Hasil analisis Nesvorny dipublikasikan di edisi online Astrophysical Journal Letters minggu lalu.